Ketidaksetaraan Gender Akibat Budaya Patriarki yang dianut oleh Masyarakat Nias

    Hallo semuanya, perkenalkan nama saya Kasih Binariang Hulu, Kelas XII-IIS di SMAs Kristen BNKP Gunungsitoli. Nah pada kesempatan kali ini, saya akan membahas tentang budaya patriarki yang telah dianut lama oleh masyarakat nias.

    Patriarki adalah situasi yg dimana menempatkan kaum laki-laki sebagai pemegang kekuasaan utama dan mendominasi dalam berbagai bidang kehidupan. Dominasi budaya patriarki yang sudah mengakar secara kuat di masyarakat nias menyebabkan posisi kaum perempuan menjadi menurun baik dalam segi pendidikan dan ekonomi. 

    Budaya patriarki ini sering di kaitkan dengan kesetaraan gender yang dimana kesetaraan gender ini adalah kesamaan kedudukan antara laki-laki dengan perempuan yg sama-sama memiliki peluang, baik dalam hal kepemimpinan, pendidikan, kebebasan berpendapat dan mengekspresikan diri.

    Namun, tentu saja hal ini sangat bertentangan dengan budaya patriarki yg telah dianut oleh masyarakat nias yang lebih mengedepankan laki-laki dibandingkan dengan perempuan.

    Hal yang paling mencolok pada suku nias mengenai budaya patriarki ini adalah hanya laki-laki yang berhak mewarisi kekayaan maupun aset keluarga yang membuat perempuan nias dianggap tidak penting jadi jangan heran jika pada zaman dulu kebanyakan besar setiap keluarga memiliki banyak anak yang dimana hal ini berguna untuk mencari keturunan laki-laki. 

    Ketidaksetaraan gender akibat budaya patriarki ini dapat kita lihat dalam bidang pendidikan yang dimana perempuan dianggap tidak perlu mengenyam pendidikan karena menurut masyarakat nias perempuan akan menikah dan tinggal bersama suaminya dan nantinya akan bekerja di dapur. beda hal nya dengan laki-laki yang tetap tinggal bersama orang tua dan keluarga baik itu sebelum maupun sesudah menikah.

    Nah, pasti teman-teman bertanya apakah budaya patriarki ini masih di anut oleh masyarakat nias atau tidak? dan jawabannya Ya. Hingga sekarang masyarakat nias masih banyak yg menganut sistem itu dan patriarki tidak hanya kita temukan pada masyarakat di wilayah pedesaan saja namun di wilayah perkotaan juga kita dapat melihat banyak kasus ketidaksetaraan akibat budaya patriarki ini.

    Nah, ada beberapa upaya yang telah di lakukan oleh pemerintah untuk mengatasi ketidaksetaraan gender akibat budaya patriarki ini salah satunya yaitu meningkatkan pemberdayaan perempuan yang didalamnya terdapat poin-poin yakni 

1. Meningkatkan jumlah perempuan dalam kegiatan ekonomi atau bidang ketenagakerjaan

2. Meningkatkan jumlah perempuan dalam pengambilan keputusan di pemerintahan

3. Menargetkan keterwakilan 30 persen perempuan dalam pemilu legislatif

4. Menerapkan wajib belajar 12 tahun

5. Meningkatkan angka melek huruf melalui program pemberantasan buta huruf atau pendidikan keaksaraan

6. Meningkatkan kualitas layanan kesehatan terhadap ibu dan anak

7. Memberikan edukasi bagi para ibu hamil dan calon orang tua untuk menggunakan penolong persalinan yang memiliki kualifikasi dan menyusui bayi selama dua tahun.

    Cara/solusi menurut saya sendiri adalah dengan mengubah pola pikir yg dimulai dari diri sendiri, menyuarakan kesetaraan, dan perempuan harus mengenyam pendidikan setinggi mungkin agar dapat membuktikan bahwa perempuan juga mampu melakukan berbagai macam hal.

Sekian informasi yang bisa saya sampaikan dan bagikan kepada teman-teman semua.

semoga bermanfaat dan mari ikut menyuarakan kesetaraan gender!!!

Komentar